Jika ada yang bertanya, tahun manakah dalam hidup gw yang paling berkesan. Itu adalah tahun 2007. Why? karena semua yang terjadi di 2007 adalah langkah awal gw menuju ke dunia gw yang sekarang. Begitu banyak yang terjadi, suka duka, semua hal ada di tahun 2007 ini. Setiap detik dalam kehidupan gw di tahun ini begitu gw nikmati, kenapa?, ini jawabannya:
1. Pekerjaan menjadi Dosen
Ya, siapa yang nyangka sih kalo gw akan jadi Dosen. Sebuah pekerjaan yang sangat berharga dalam hidup gw. Ini langkah awal gw dalam meniti masa depan. Febuari 2007, tepat pada hari kedua imlek, gw menapaki jalan baru kehidupan gw sebagai seorang Dosen Universitas Bina Nusantara. Gw gak pernah nyangka kalo gw akan melakukan ini. Ini benar-benar berharga buat gw. Saat itu, semerster pertama gw sebagai Dosen. Melangkah masuk kelas yang sudah ramai dihuni para mahasiswa. Takut, nervous, gelisah, nggak pede, semua ada di dalam diri gw. Apa ini benar? Apa keputusan yang gw ambil ini benar? Entah, tapi yang jelas sejak hari itu, 18 Febuari 1007, gw mengukuhkan diri gw sebagai salah seorang dosen muda di Universitas dimana dulu gw menempuh pendidikan S1 gw. Kebayang kan, dulu masuk kelas sebagai Mahasiswa, sekarang masuk kelas sebagai Dosen. Hari-hari pertama yang berat dan penuh perjuangan menanti. Gw mendapat 12 sks pada semester pertama gw ngajar di sana.
Bahasa China II---------6 sks--------- 02 PAL
Bahasa China II---------6 sks--------- 02 PDL
Thanx berat buat Kepala Jurusan gw tercinta Yi Ying Laoshi en Sekretaris jurusan gw yang baik banget Ibu Andyni Khosasih. Kayaknya tanpa mereka berdua gw gak bakal bisa diterima tuh jadi staff dosen di Univ kesayangan dan kebanggaan gw.
Paruh tahun kedua, alias semester kedua gw, gw mengambil lebih sedikit sks, tapi tetep mata kuliahnya tetep tata bahasa Bo! Wah, betapa cintanya gw sama tata bahasa China! Jia You Lin!
2. Bekerja di Jakarta Training Center
Tepat di bulan yang sama ketika gw memulai karir menjadi Dosen, gw juga memulai karir gw di Jakarta Training Center, sebuah lembaga yang didirikan khusus sebagai pusat lembaga pengembangan Bahasa Mandarin. Di sana banyak banget yang gw pelajari. Ge seperti menemukan sebuah keluarga baru di kantor gw yang baru itu. Suasana kerja yang kekeluargaan, membuat gw merasa nyaman bekerja di sana. Bos yang penuh pengertian membuat gw bisa mengenal hal-hal lain di luar job desc pekerjaan gw. Pokoknya thx God banget gw bisa kerja di sana. Tidak hanya sisi kemampuan bahasa gw yang berkembang, tapi dari segi penguasaan teknologi gw juga berkembang banget di sana. Gw jadi kenal dunia lain yang gw gak tahu selama ini, apa itu, di bawah gw jelasin!
3. Mengenal www.harrypotterindonesia.com
Ya, situs diatas itu lah sebuah situs forum penggemar Harry Potter di Indonesia. Asli, pertama kali gw kenal situs itu cuma buat hobby. Masak sih gw punya ke enam bukunya dan suka banget sama novel karangan tante JKR tapi gw gak pernah kenalan sama orang yang punya hoby sama kayak gw. Pencarianpun dimulai dan gw akhirnya terdampar di sebuah forum yang disebut-sebut sebagai tempat ngumpulnya Potter mania Indonesia. Dan Waw! Keren! gw gak nyangka bahwa akhirnya gw hidup di dua dunia seperti sekarang. Dunia Real dan dunia Net. Benar-benar gak nyangka. Dan kalopun ortu gw tahu kehidupan gw kayak gini, stress kali ya mereka.
But anyway, gw merasa ada sisi positif dan negatif ketika gw gabung di HPI. Negatif karna kebanyakan temen gw menganggap gw aneh karna gw terlalu intens di dunia maya, tapi nggak juga sih setelah gw berhasil mengeluarkan diri gw sendiri dari kepompong dunia net. Positif karena gw jadi mengenal sebuah komunitas baru dan gak pernah gw duga sama sekali. Punya sekian banyak teman yang nggak pernah ketemu muka sama sekali, sampe akhirnya ikutan offline dan wew! disini gw sekarang. Di akhir tahun 2007, gw mempunyai beberapa dunia yang hmmm, boleh dikatakan bertolak belakang.
4. Yayasan Cinta Kasih Budha Tzu Chi
Well, ini dunia gw yang lain. Thx buat Dewi Sisilia yang sudah ngenalin gw sama dunia ini. Well, gw memang suka kegiatan sosial dan gw memang selalu ingin punya kesempatan untuk berbagi. Nah, pada pertengahan bulan Oktober, seorang temen kuliah gw datang ke kantor. Gw tahu dari dulu bahwa dia akhtif di sebuah yayasan amal dan gw sendiri memang menjadi donatur di sana. Tapi untuk terjun langsung dalam kegiatannya, rasanya gw selalu menunggu jodoh dan saat itu rasanya jodoh gw dengan yayasan amal itu mulai terjalin.
Pertama kali gw ikut ke dalam kelas bahasa isyarat tangan. Isyarat tangan merupakan trade mark dari yayasan ini. Pertama kali ikut, jujur gw ngerasa malu, kenapa baru sekarang gw ikut terjun dalam kegiatan positif kayak gini. Kenapa gak dari dulu aja gw ngelakuin ini. Hari pertama gw belajar bahasa isyarat tangan cukup membuat gw terharu. Betapa jalinan persaudaraan sangat erat terasa. Kali kedua gw ikut ke dalam kegiatan itu, masih keingat jelas di otak gw ketika pertama kalinya gw ikut membagikan beras. Mereka bukan membagi satu kantong tapi satu karung Men! Oh God! dan bener kata orang-orang, kala kita berbuat baik sebetulnya kita sedang tidak menolong orang lain, tapi kita sedang menolong diri kita sendiri. Dan ya, begitu banyak energi positif yang gw rasain ketika akhirnya gw ngalamin sendiri apa artinya kepuasan batin. Badan boleh capek, Cuaca boleh panas, tapi relung hati yang terdalam sama seperti disiram mata air sejuk dari pegunungan. Begitu damai dan tentram.
Pemahaman gw akan Global Warming juga amat sangat terbentuk berkat yayasan amal ini. Gw lebih memahami arti penting dari pelestarian lingkungan. Biasanya orang selalu gembar-gembor jangan pake plastik, jangan pake steorofoam, jangan buang sampah sembarangan, tapi apa itu di kerjain seperti yang diucapkan. Tidak itu hanya ucapan di bibir doang. Nah, setelah gw ikutan beberapa kegiatannya barulah, gw bener bener menyadari arti pentingnya kita harus mencintai alam kita. Ada beberapa kata yang nyentuh di hati gw, tapi nanti di posting lain ya ceritanya. So, satu lagi pencapaian gw di tahun ini adalah gw bergabung menjadi relawan di yayasan amal ini. Amitofo.
5. Hogsid. RPG Harry Potter Indonesia.
Well. harus gw akui bahwa untuk pertama kalinya gw mengenal dunia game komputer. Biasanya yang gw maenin itu cuma zuma, fairy tale, yang gitu gitulah, tapi setelah gw kenal RPG, well, banyak banget ngaruhnya dalam hidup gw. Gw jadi kenal dunia blog dan dunia maya lainnya. Well, mesti banyak-banyak terima kasih sama temen-temen dunia maya gw yang dauh ngajarin gw banyak hal.
6. www.indohogwarts.co.nr
Ya, diakui atau tidak, ini gw sebut sebagai puncak pencapaian gw tahun ini. God! suatu keajaiban gw bisa bergabung bareng semua rekan-rekan staff IH dan membuat sebuah forum RPG yang dibuat secara online. Sebuah kerja sama yang terjalin di antara orang-orang yang tidak pernah bertatap muka secara langsung dan sukses mendirikan sebuah sekolah online versus dunia sihir. Ya, gw rasa magic are really work here. Bisa dibayangin kan, kita ngerjain sebuah forum, diskusi, rapat gerilya tiap malam dan done, jadi dan sebuah sekolah sihir di dunia net pun terwujud. Bahkan sekolah ini sudah mempunyai kurang lebih 40 murid di dalamnya. Waw! salut!
Siapa bilang dunia net itu dunia khayalan. Ya emang ngayal sih, tapi liat apa yang bisa kita lakuin kalo kita saling percaya dan membuat suatu komitmen. Sebuah kemustahilan bisa terjadi menjadi sebuah kenyataan. Dan jika kita percaya suatu hal itu akan terwujud, maka jadilah demikian.
7. Pendewasaan Diri
Ini juga gw rasa pencapaian dalam tahun 2007. Terlepas dari semua hal yang terjadi, sungguh tahun 2007 ini tahun yang tidak akan gw lupa. There was to many things happen in that year.
Dan gw menghargai setiap detik, setiap menit, setiap jam, hari, minggu, bulan bahkan tahun yang sudah gw lewati selama satu tahun ini. Thx banget gw punya teman di dua dunia. Dunia net dan dunia real yang bener bener membuat gw merasa eksis di dunia. Thx a lot.
Senin, 31 Desember 2007
Minggu, 02 Desember 2007
RPG- Dunia Harry Potter
Hari yang ditunggu tunggu Lian Hua. Ya, hari ini sudah ditunggu tunggu Lian Hua. Hari apa lagi kalau bukan kunjungan ke Hogsmaede. Lian Hua sudah penasaran dengan desa ini sejak pertama kali ia datang ke Hogwarts. Saat itu ia mendengar betapa hebatnya dan uniknya desa ini dari percakapan anak anak Hogwarts yang sudah pernah kesana. Maklumlah, desa ini tertutup untuk anak anak kelas dua dan satu. Selama dua tahun Lian Hua hanya bisa melihat kakak kakak kelasnya yang pergi kesana, tapi sekarang, karena ia telah kelas tiga, maka Lian Hua berencana untuk menggilas habis tempat ini. Walaupun satu hari tapi paling tidak, ia bisa pergi mengunjungi beberapa tempat.
Sebetulnya hari ini ia telah membuat janji dengan teman teman baiknya, Aretha dan Yuki untuk berangkat bersama ke Hogsmaede, tapi karena tadi ada pemisahan berdasarkan asrama, maka terpaksa ia berangkat sendiri. Jalan di luar kastil tak terasa sudah ditutupi oleh warna putih yang menyilaukan. Musim dingin telah tiba dan itu artinya cuaca akan semakin dingin saja. Lian Hua sungguh tidak suka musim dingin. Musim yang suram menurutnya. Tak ada kehidupan. Tapi meskipun dinginnya hari ini begitu menggigit hingga ke tulang sumsumnya, tapi Lian Hua tetap saja berangkat ke Hogsmaede. Rasa penasarannya telah mengalahkan segalanya.
Kutipan di atas merupakan sedikit dari apa yang dinamakan RPG atau yang lebih akrab dikenal dengan nama Role Playing Games. Sebuah permainan yang mengandalkan kecakapan menulis dan berimajinasi.
Nah, kalo doperhatiin, seting tulisan di atas adalah sebuah desa yang bernama Hogsmaede. Yup! buat pecinta Harry Potter pasti tahu apa itu Hogsmaede. Sebuah desa sihir yang berlokasi di dekat dengan sekolah sihir Hogwarts.
Siapa yang tidak mengenal Harry Potter. Anak laki-laki itu telah menyihir dunia dengan segudang keajaiban yang ditawarkan dunianya, dunia sihir. Anak laki-laki berkacamata itu juga telah turut menyihir saya.
Apa hubungannya RPG dan Harrt Potter. Ya, ada hubungannya. Buat yang penasaran dengan dunia sihir ala Harry Potter atau ingin bersekolah di tempat yang sama dengan Harry Potter malah. Sekarang sudah ada RPG versi Indonesia yang berbasis pada dunianya Harry Potter. Penasaran, pengen tahu, ingin mencoba sejauh mana kemampuan diri sendiri untuk menginterpretasikan imajinasi ke dalam bentuk tulisan dan berinteraksi dengan karakter-karakter lainnya. Dijamin, disinilah tempatnya.
www.indohogwarts.co.nr. --- setting waktu jaman James Potter, Sirius Black, Remus Lupik dkk bersekolah di Hogwarts.
www.hogsid.co.nr --- setting waktu 19 tahun setelah Harry Potter and Deathly Hallows
Cukup register dan bermainlah di dalamnya. Temukan dunia lain yang dijamin akan membuat kita bersenang-senang. Dapatkan teman dan jadilah positive. Daripada ngedrugs dan beragam hal lainnya yang tak berguna. Ikutan games ini, pasti akan membuat kemampuan menulis kita akan lebih baik.
Dan jangan bilang diri kita pecinta Harry Potter kalo belum ikutan RPG ini.
Senin, 26 November 2007
LENTERA SI BUTA
Saya nemu nih cerita di sebuah milis dan saya suka banget waktu bacanya. Jadi, biarlah saya membaginya dengan anda semua. Semoga cerita ini bisa menjadi bermanfaat begi kita semua!
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya.
Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu
terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya!
Saya bisa pulang kok."
Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu,
biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk
membawa pelita itu.
Tak berapa lama, dalam perjalanan, benar saja, seorang pejalan menabrak si
buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan
buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Selang beberapa lama, seorang pejalan lainnya menabrak si buta lagi. Kali
ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa
pelita ini supaya kamu bisa lihat!"
Penabrak itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu
sudah padam!"
Si buta tertegun.. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh,
maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat kalau Anda orang buta."
Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata
kasar saya tadi." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali
pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan
masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta
kita ini. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan
santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?"
Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama."
Senyap sejenak. Secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang
buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya," untuk kemudian meledak
dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang
berjatuhan akibat bertabrakan.
Waktu itu juga seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia
menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun
berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran
dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya
bisa melihat jalan dengan lebih baik, dan orang lainpun bisa ikut melihat
jalan mereka."
***
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti
menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan
kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan
(tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin,
keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang
lain; tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya
sendiri.
Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi
peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah-hati karena menyadari
kebutaannya dan dengan adanya belas-kasihan pihak lain. Ia juga belajar
menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran,
yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka
bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang
sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka
bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta,
sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama gelap batinnya dengan kita.
Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat
pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya
untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya
memiliki pelita kebijaksanaan.
Nah ...Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika
sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH
PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: "Sejuta pelita dapat dinyalakan
dari sebuah pelita, dimana nyala pelita pertama tidak akan meredup".
Pelita kebijaksanaanpun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan.
Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran.
Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman.
Pikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.
Pada suatu malam, seorang buta berpamitan pulang dari rumah sahabatnya.
Sang sahabat membekalinya dengan sebuah lentera pelita. Orang buta itu
terbahak berkata: "Buat apa saya bawa pelita? Kan sama saja buat saya!
Saya bisa pulang kok."
Dengan lembut sahabatnya menjawab, "Ini agar orang lain bisa melihat kamu,
biar mereka tidak menabrakmu." Akhirnya orang buta itu setuju untuk
membawa pelita itu.
Tak berapa lama, dalam perjalanan, benar saja, seorang pejalan menabrak si
buta. Dalam kagetnya, ia mengomel, "Hei, kamu kan punya mata! Beri jalan
buat orang buta dong!" Tanpa berbalas sapa, mereka pun saling berlalu.
Selang beberapa lama, seorang pejalan lainnya menabrak si buta lagi. Kali
ini si buta bertambah marah, "Apa kamu buta? Tidak bisa lihat ya? Aku bawa
pelita ini supaya kamu bisa lihat!"
Penabrak itu menukas, "Kamu yang buta! Apa kamu tidak lihat, pelitamu
sudah padam!"
Si buta tertegun.. Menyadari situasi itu, penabraknya meminta maaf, "Oh,
maaf, sayalah yang 'buta', saya tidak melihat kalau Anda orang buta."
Si buta tersipu menjawab, "Tidak apa-apa, maafkan saya juga atas kata-kata
kasar saya tadi." Dengan tulus, si penabrak membantu menyalakan kembali
pelita yang dibawa si buta. Mereka pun melanjutkan perjalanan
masing-masing.
Dalam perjalanan selanjutnya, ada lagi pejalan yang menabrak orang buta
kita ini. Kali ini, si buta lebih berhati-hati, dia bertanya dengan
santun, "Maaf, apakah pelita saya padam?"
Penabraknya menjawab, "Lho, saya justru mau menanyakan hal yang sama."
Senyap sejenak. Secara berbarengan mereka bertanya, "Apakah Anda orang
buta?" Secara serempak pun mereka menjawab, "Iya," untuk kemudian meledak
dalam tawa.
Mereka pun berupaya saling membantu menemukan kembali pelita mereka yang
berjatuhan akibat bertabrakan.
Waktu itu juga seseorang lewat. Dalam keremangan malam, nyaris saja ia
menubruk kedua orang yang sedang mencari-cari pelita tersebut. Ia pun
berlalu, tanpa mengetahui bahwa mereka adalah orang buta. Timbul pikiran
dalam benak orang ini, "Rasanya saya perlu membawa pelita juga, jadi saya
bisa melihat jalan dengan lebih baik, dan orang lainpun bisa ikut melihat
jalan mereka."
***
Pelita melambangkan terang kebijaksanaan. Membawa pelita berarti
menjalankan kebijaksanaan dalam hidup. Pelita, sama halnya dengan
kebijaksanaan, melindungi kita dan pihak lain dari berbagai aral rintangan
(tabrakan!).
Si buta pertama mewakili mereka yang terselubungi kegelapan batin,
keangkuhan, kebebalan, ego, dan kemarahan. Selalu menunjuk ke arah orang
lain; tidak sadar bahwa lebih banyak jarinya yang menunjuk ke arah dirinya
sendiri.
Dalam perjalanan "pulang", ia belajar menjadi bijak melalui peristiwa demi
peristiwa yang dialaminya. Ia menjadi lebih rendah-hati karena menyadari
kebutaannya dan dengan adanya belas-kasihan pihak lain. Ia juga belajar
menjadi pemaaf.
Penabrak pertama mewakili orang-orang pada umumnya, yang kurang kesadaran,
yang kurang peduli. Kadang, mereka memilih untuk "membuta" walaupun mereka
bisa melihat.
Penabrak kedua mewakili mereka yang seolah bertentangan dengan kita, yang
sebetulnya menunjukkan kekeliruan kita, sengaja atau tidak sengaja. Mereka
bisa menjadi guru-guru terbaik kita. Tak seorang pun yang mau jadi buta,
sudah selayaknya kita saling memaklumi dan saling membantu.
Orang buta kedua mewakili mereka yang sama gelap batinnya dengan kita.
Betapa sulitnya menyalakan pelita kalau kita bahkan tidak bisa melihat
pelitanya. Orang buta sulit menuntun orang buta lainnya. Itulah pentingnya
untuk terus belajar agar kita menjadi makin melek, semakin bijaksana.
Orang terakhir yang lewat mewakili mereka yang cukup sadar akan pentingnya
memiliki pelita kebijaksanaan.
Nah ...Sudahkah kita sulut pelita dalam diri kita masing-masing? Jika
sudah, apakah nyalanya masih terang, atau bahkan nyaris padam? JADILAH
PELITA, bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Sebuah pepatah berusia 25 abad mengatakan: "Sejuta pelita dapat dinyalakan
dari sebuah pelita, dimana nyala pelita pertama tidak akan meredup".
Pelita kebijaksanaanpun, tak kan pernah habis terbagi.
Bila mata tanpa penghalang, hasilnya adalah penglihatan.
Jika telinga tanpa penghalang, hasilnya adalah pendengaran.
Hidung yang tanpa penghalang membuahkan penciuman.
Pikiran yang tanpa penghalang hasilnya adalah kebijaksanaan.
Jumat, 09 November 2007
Siapakah saya?
Ya, pertanyaan di atas sangat menggelitik saya. Ini adalah blog pertama saya dan ini adalah hasil tulisan pertama saya. Mengenai siapa saya, tentu saja orang tak banyak yang mengetahui, tapi tak mengapa toh itu tidak penting. Yang lebih penting adalah mengapa saya mau menulis sesuatu di sebuah halaman yang disebut blog ini.
Blog, seperti yang anda lihat sekarang, saya sedang menulisi blog saya. Mungkin bagi kebanyakan orang hal ini bukanlah hal besar yang patut dibanggakan. Ya, itu menurut orang lain. Tapi menurut saya pribadi, saya sedang menciptakan sebuah awal baru dalam kehidupan saya. Saya telah memasuki dunia blog. Sebuah dunia yang benar benar baru bagi saya. Dunia blog ini, saya yakin, dapat menghantarkan saya menuju dunia yang sangat saya impi-impikan. Dunia penulis. Menulis sebenarnya bukanlah hal yang sulit dan tidak membutuhkan modal yang besar. Hanya membutuhkan tekad dan kedisiplinan. Itu saja. Dan saya, sedang menuju proses itu. saya ingin menjadi seorang penulis, penulis yang bisa dengan baik merangkai kata-kata. Mungkin saya tidak akan menjadi penulis profesional. Tapi setidaknya saya bisa menulis kata-kata dan pemikiran yang ada di dalam otak saya menjadi tulisan nyata.
Siapa saya, hal itu tidak penting untuk dijelaskan. Yang saya harapkan adalah lebih kepada orang lain yang mengenal saya bukan dari bentuk fisik saya, tetapi dari hasil pemikiran saya yang tertuang dalam tulisan-tulisan saya. Karena itu, saya bertekad dan saya telah menuliskan tekad ini dalam blog pribadi saya untuk mulai menulis, menulis apa saja mulai hari ini di sini. di dalam blog pribadi saya ini.
terima kasih.
Blog, seperti yang anda lihat sekarang, saya sedang menulisi blog saya. Mungkin bagi kebanyakan orang hal ini bukanlah hal besar yang patut dibanggakan. Ya, itu menurut orang lain. Tapi menurut saya pribadi, saya sedang menciptakan sebuah awal baru dalam kehidupan saya. Saya telah memasuki dunia blog. Sebuah dunia yang benar benar baru bagi saya. Dunia blog ini, saya yakin, dapat menghantarkan saya menuju dunia yang sangat saya impi-impikan. Dunia penulis. Menulis sebenarnya bukanlah hal yang sulit dan tidak membutuhkan modal yang besar. Hanya membutuhkan tekad dan kedisiplinan. Itu saja. Dan saya, sedang menuju proses itu. saya ingin menjadi seorang penulis, penulis yang bisa dengan baik merangkai kata-kata. Mungkin saya tidak akan menjadi penulis profesional. Tapi setidaknya saya bisa menulis kata-kata dan pemikiran yang ada di dalam otak saya menjadi tulisan nyata.
Siapa saya, hal itu tidak penting untuk dijelaskan. Yang saya harapkan adalah lebih kepada orang lain yang mengenal saya bukan dari bentuk fisik saya, tetapi dari hasil pemikiran saya yang tertuang dalam tulisan-tulisan saya. Karena itu, saya bertekad dan saya telah menuliskan tekad ini dalam blog pribadi saya untuk mulai menulis, menulis apa saja mulai hari ini di sini. di dalam blog pribadi saya ini.
terima kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)